Cerita anak spesial, ilustrasi dibuat oleh Annisa Dwi Multia.
PAGI INI, Gina sarapan bersama ayah dan ibunya. Di luar, langit terlihat mendung.
Banyak awan abu-abu yang tebal. Angin bertiup membuat daun-daun bergoyang.
Gina penasaran, ia beranikan diri buat bertanya.
“Ayah, Ibu, hujan itu datangnya dari mana? Kok tau-tau turun dari langit?”
Ayah tersenyum. “Nanti Ayah ceritain sambil berangkat ke sekolah, ya. Sekarang sarapan dulu.”
Mata Gina berbinar. “Asyik!” serunya.

Setelah sarapan, Ayah dan Gina langsung menaiki sepeda motor. Mereka memakai helm dan jas hujan, siap kalau hujan benar-benar turun.
Saat mereka melewati jalan kampung di tepi sungai, Gina mulai bertanya lagi. “Yah, jadi dari mana hujan itu datang?”

Ayah menjawab, “Oke, jadi hujan itu berasal dari air yang menguap.”
Gina bingung. “Menguap? Seperti orang mengantuk?”
Ayah tertawa. “Bukan, bukan menguap yang itu. Maksud Ayah, airnya berubah jadi uap karena panas matahari.”
Ayah menunjuk sungai di pinggir jalan. “Lihat sungai itu? Ada air di sana. Kalau matahari bersinar panas, air dari sungai itu, laut, dan lainnya bakal menguap ke langit.”
Gina menatap langit. “Terus kenapa bisa jadi hujan?”

Ayah melanjutkan, “Uap air itu naik tinggi ke udara, lalu berkumpul jadi awan. Kalau awannya makin banyak dan berat, uap airnya berubah lagi jadi titik-titik air. Nah, kalau sudah terlalu berat, titik air itu jatuh ke bumi deh jadi hujan.”
“Ohhh …,” Gina mengangguk. “Jadi hujan itu air dari bumi yang naik ke langit, terus turun lagi?”
“Betul!” kata Ayah sambil tersenyum. “Itu namanya siklus air. Air selalu berputar dari bumi ke langit, lalu kembali lagi ke bumi.”
Tiba-tiba, tetes-tetes air mulai jatuh di kaca helm mereka. Tik… tik… tik…
“Hujan, Yah!” seru Gina.
Walaupun hujan, Gina tetap senang. Ia menoleh ke langit, berusaha melihat awan yang diceritakan ayahnya.
“Berarti sekarang airnya lagi turun ya, Yah?”
“Iya, betul. Ini semua air yang sebelumnya menguap ke langit,” jawab Ayah.
Gina terdiam sejenak, lalu tertawa kecil. “Berarti hujannya bisa dari laut yang jauh, dong?”
Ayah mengangguk. “Iya, airnya bisa datang dari mana saja. Dari laut, danau, atau sungai yang jauh. Hujan itu penting, biar bumi selalu punya cadangan air.”

Gina dan Ayah akhirnya sampai di sekolah. Terlihat juga anak-anak lain, mereka datang memakai jas hujan atau payung warna-warni.
“Terima kasih, Yah,” kata Gina sambil melepas helm dan merasakan udara yang segar. “Sekarang aku tahu dari mana hujan datang.” [*]


